WEBSITE
HATI-HATI GUNAKAN LIDAHMU
Taukah kamu, kalo kita bisa hidup sempurna kalo kita bisa mengendalikan perkataan kita? Yakobus bilang begitu. “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.” (Yakobus 3:2-5).
BISA DIPAKE APA AJA SIH LIDAH KITA?
“Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya”. (Amsal 18:21 BIS). Biar katanya lidah itu anggota tubuh yang paling lemah (soalnya nggak punya tulang), tapi lidah itu penting banget buat hidup kita. Malah kalo nggak ada lidah, mungkin kita nggak bisa hidup kayak sekarang. So kita bakal liat apa aja sih yang bisa dilakuin lidah?
1. Ngomong
Fungsi utama lidah diciptain Tuhan ya emang buat ngomong. Kebayang nggak kalo kita nggak punya lidah, kita nggak bakalan bisa ngomong lagi. Dunia bakal sepi jadinya.
2. Bedain rasa
‘Hmmm enak ya makanannya.’ Ato, ‘Ah, kurang asin. Tambah garam ah...’ dari mana kita bisa tau rasa ato bedain makanan ini enak ato nggak kalo bukan dari lidah? Ini juga salah satu fungsi lidah yang Tuhan kasih sama kita. Buat bedain rasa, yang enak sama yang nggak enak. Jadi kalo GF!ers nggak bisa bedain rasa, artinya ada sesuatu yang salah sama lidahnya.
3. Mencerna makanan
Gimana kita bisa makan kalo nggak ada lidah? Menurut ilmu biologi lidah itu penting banget dalam proses pencernaan. Dia bantu kita menelan makanan. Dia juga bantu kita mengunyah makanan sampe lumat. Kebayang dong kalo nggak ada lidah, bisa-bisa badan kita jadi sakit, soalnya makanannya nggak dicerna dengan benar.
DARI OMONGAN
Nah, salah satu fungsi lidah yakni buat ngomong ternyata itulah yang disebut berkuasa dalam Amsal 18:21 (“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya,akan memakan buahnya”). Soalnya dari omongan kita bisa:
1. Bikin dosa.
Kebanyakan dosa justru awalnya dari lidah. “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.” (Yakobus 3:5). Lidah emang kecil, lemah, letih, lesu, tapi seperti kata Yakobus juga, biar kecil, lidah itu kayak api bisa bikin kebakaran satu hutan. Wah, bahaya. Nah ini GF! kasih contoh dosa apa aja yang bisa ada gara-gara lidah kita.
· Sombong. Orang sombong suka mengumbar-umbar kebisaannya or kemampuannya. Dia nggak tau kalo semua kemampuannya adalah dari Tuhan juga. Dia merasa semua hasil yang dia nikmati sekarang adalah karena kerja keras en usahanya sendiri. Kesombongan emang asalnya dari pikiran, tapi begitu pikiran itu ada, lidah bakal keluarin pikiran itu lewat kata-kata. En jadilah orang sombong. Makanya ati-ati sama apa yang bakal kita omongin. Begitu ada pikiran yang kelintas, coba pikir dulu cara ngomongnya biar nggak terjebak sama dosa sombong. “Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (I Korintus 1:31).
· Munafik. Tau ‘kan orang munafik? Kerjaannya cuman bisa ngomong doang. Udah gitu ngomongnya gede lagi, tapi nggak ada isinya alias nggak sesuai dengan apa yang dilakukannya, bahkan selalu melakukan yang sebaiknya. Misalnya di gereja memuji Tuhan tapi di sekolah bikin malu Tuhan. “…Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Markus 7:6).
· Bohong. “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu” (Mazmur 34:14). Bohong itu termasuk salah satu tujuh dosa yang dibenci sama Tuhan (Amsal 6:16-17). Suka ngelebih-lebihin apa yang terjadi juga sama dengan bohong. "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” (I Petrus 3:10).
2. Membunuh orang lain
Nggak salah nih? Gimana bisa kita bunuh orang cuman pake lidah doang? Eh bisa lagi. Emang dengan lidah kita nggak bunuh orang secara langsung, kayak pake pisau, tinggal jleeebb, orangnya mati. Membunuh pake lidah itu emang nggak langsung. Maksudnya orangnya nggak langsung mati, tapi pelan-pelan, ato orangnya hidup tapi sebenarnya dia udah ‘mati’. Gimana caranya kita bunuh orang pake lidah?
· Ngomongin kutuk. Mungkin kita nggak pernah ngerasa ngutukin orang lain, eits jangan cepat-cepat ambil kesimpulan. Mungkin kita nggak pernah secara langsung ngutukin orang. Tapi secara nggak langsung iya. Contoh aja, ‘Ah bodoh lu. Masa gitu aja nggak bisa.’ ato, ‘Dasar lelet, kerjain gitu aja nggak bener.’ ‘Bego lu!’. ‘Dasar monyet lu!’. Ato kata-kata lain yang sejenis gitu itu udah termasuk kutuk loh. Kok bisa? Ya, soalnya waktu ngomong teman kita ‘bodoh, lelet, dll’ kita lagi mengutuki dia. Nah yang namanya kutuk itu selalu membawa kematian. Jadi waktu kita kutuki teman kita sama aja kita bunuh teman kita. Kasian ‘kan? Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.” (I Samuel 2:3) “
· Gosip. Pernah dengar ada orang yang bunuh diri gara-gara digosipin? Banyak lagi. Ato ada banyak kasus orang jadi nggak bisa berkembang dalam hidupnya, pekerjaannya, pergaulannya, gara-gara digosipin. Nah makanya nggak heran kalo gosip sekarang udah jadi senjata pembunuh no 1. So, jangan ngegosip. Kalo emang nggak yakin sama sesuatu hal, ya jangan diomongin. Lebih baik tutup mulut dari pada salah en bikin orang mati. “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” (Amsal 15:4).
· Fitnah . Kata pepatah juga ‘fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan’. Emang bener lagi. Orang yang kena fitnah itu mungkin nggak mati secara fisik, tapi secara nggak langsung sebenarnya dia mati, soalnya dalam pikiran orang lain, gambaran tentang dia udah jelek aja. Nah dari mana asalnya fitnah? Dari rasa nggak suka. Kenapa nggak suka? Soalnya iri. Kenapa iri? Soalnya nggak puas sama apa yang kita punya. Makanya belajar dong kayak Paulus, ‘aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.’ (Filipi 4:11), biar mo keadaannya gimana juga kita nggak iri sama orang lain en ujung-ujungnya malah bikin fitnah.
· Ngomong yang jelek-jelek tentang orang lain. Ada ‘kan tuh orang yang sukanya ngomongin yang jelek-jelek tentang orang lain. GF!ers jangan deket-deket sama orang kayak gitu, ato yang lebih parah lagi, jangan jadi salah satu dari mereka. Manusia emang nggak sempurna, tapi bukan artinya kita bebas ngomongin kejelekan orang lain. Kalo kita kenal orangnya nggak ada salahnya kita kasih tau orangnya tentang kejelekannya secara baik-baik, empat mata aja, nggak usah disebar-sebarin ke mana-mana. “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” (Amsal 12:18).
· Sumpah serapah. Ada orang yang nggak bisa mengendalikan lidahnya pada saat marah, ucapan sumpah serapah bisa nyerocos keluar nggak terkendali. Selain sumpah serapah itu bisa membuat orang lain jatuh, kita juga kena dosa lho! “…aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah!” (Ayub 31:30).
3. Bunuh diri
Bunuh diri nggak usah selalu pake tambang, terus gantung diri di kamar ato ambil pisau, sayat nadi sendiri, ato ambil racun tikus terus diminum. Ada cara yang lebih gampang lagi buat bunuh diri yaitu pake lidah. Bedanya sama cara bunuh diri yang laen, bunuh diri pake lidah mungkin kitanya masih hidup secara fisik, tapi dalam diri kita sebenarnya kita udah mati. Apa aja cara bunuh diri pake lidah?
· Ngutukin diri sendiri. Siapa juga orang yang mo ngutukin diri sendiri? Iya, kalo sengaja emang nggak ada yang mo. Tapi tanpa sadar kita sering mengutuki diri sendiri lagi waktu bilang, ‘Ah dasar gue emang bodoh, bodoh, bodoh. Soal matematika gampang gini aja nggak bisa’ ato waktu bilang, ‘Payah banget sih gue, tau gini...’. Ato kalo ada sesuatu yang buruk terjadi pada kita bilang, ‘Sial deh gua’. Nah jangan lupa yang namanya kutuk itu selalu bawa maut. Artinya kalo kita mengutuki diri kita, kita bakal mati akhirnya. So stop mengutuki diri sendiri. “Mulutmu sendirilah yang mempersalahkan engkau, bukan aku; bibirmu sendiri menjadi saksi menentang engkau.” (Ayub 15:6)
· Mengeluh. ‘Hhhh, kenapa sih hidup susah amat. Mo beli HP aja susahnya setengah mati.’ Sering denger kata-kata kayak tadi? Ato mungkin ada keluhan lain yang GF!ers sering denger ato ucapin sendiri. Ok, mulai sekarang berhenti mengeluh. Kenapa? Soalnya itu bisa bunuh diri kita. Kok bisa? Soalnya waktu kita mengeluh kita itu kayak lagi nambahin beban yang mesti kita tanggung. Kebayang dong semakin banyak keluhan kita, semakin berat beban yang kita tanggung, lama-lama kita bakal mati gara-gara keberatan. So, berhenti mengeluh, justru bersyukurlah dalam segala keadaan. “Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.” (Yudas 1:16).
· Pesimis. Ada orang yang sukanya ngomong negatif aja. Maksudnya bukan artinya yang dia tau cuman satu kata doang, ‘negatif’. Maksudnya orang ini sukanya ngomongin hal-hal yang jelek tentang dirinya dan kayaknya nggak punya harapan alias pesimis. Misalnya, ‘Ah, nggak mungkin aku bisa melakukan ini”. ‘Duh, jangan suruh aku mimpin pujian, pasti jelek!’. ‘Aku nggak mungkin bisa sukses kayak dia’. Dsb. Dkk. Apa yang kita katakan pada diri sendiri itulah akan membentuk pikiran dan akhirnya masa depan kita, hati-hati! “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” (Amsal 21:23).
4. Bikin hidup lebih hidup
Selain berkuasa bikin hal-hal negatif diatas, lidah juga berkuasa bikin hidup kita lebih hidup, lebih bermakna. Gimana caranya?
· Ngomong yang positif. Siapa sih yang nggak suka sama orang yang kata-katanya sopan, penuh kata-kata positif, nggak pernah ngejelek-jelekkin orang lain, selalu melihat harapan, optimis, selalu melihat kebaikan orang lain, dsb. Pokoknya kalo ngomong sama dia pasti enak, soalnya omongannya selalu tentang yang baik. Nah orang kayak gini pasti bakal disukai banyak orang. Apa sih yang bisa bikin hidup kita lebih hidup kalo bukan teman yang banyak? “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” (Efesus 5:4)
· Kasih nasehat sama orang. Hidup itu bakal lebih bermakna kalo kita nggak egois. Maksudnya kita nggak hidup cuman mikirin diri sendiri aja, apa yang kita suka. Hidup bakal lebih hidup kalo kita juga perhatiin kebutuhan orang lain. Makanya kalo kita liat ada teman kita yang salah jalan ato bakalan tersesat, nggak ada salahnya kasih nasehat. Orangnya pasti berterima kasih en jadi teman baik kita. Kalo orangnya malah marah-marah gara-gara nasehat kita? Ya salah orangnya sendiri. Yang penting kita udah niat ngebantuin. “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.” (I Tesalonika 5:11).
· Kasih dukungan sama orang. Hidup di dunia itu penuh tantangan, ada banyak masalah ato persoalan yang mungkin bakal kita hadapi. En bukan cuman kita doang, teman-teman kita juga bakal alamin hal yang sama. Nggak ada salahnya dong kita kasih dukungan ato kata-kata pemberi semangat sama teman kita yang lagi dalam masalah, pasti teman kita juga sangat berterima kasih sama kita en bakal jadi teman baik kita udahnya. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29).
· Kasih pujian sama orang lain. John C Maxwell pernah bilang salah satu cara biar punya teman yang banyak dengan kasih pujian. Pujian itu bukan menjilat loh. Pujian itu artinya tulus. Siapa sih yang nggak suka dipuji? So nggak ada salahnya memuji, karena itu bakal bikin orang lebih suka sama kita en ujung-ujungnya bikin hidup kita lebih hidup. “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” (Roma 14:19).
· Bersaksi. Buat apa Tuhan bikin lidah kita kalo kita malah malu mengakui en memberitakan kebaikan pencipta kita? “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.” (II Timotius 1:8). Tau nggak sih lo, kalo perkataan kesaksian kita itu bisa dipake senjata buat ngalahin musuh kita yakni si iblis? “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” (Wahyu 12:11a).
· Membangun diri sendiri. Maksudnya membangun diri sendiri itu bukan kayak orang membangun rumah, pake batu, semen, dll. Membangun diri sendiri itu maksudnya kita bikin diri kita lebih baik lagi dibandingin sebelumnya, secara rohani. Jangan lupa sebagai orang Kristen, kesuksesan kita bukan ditentuin sama apa yang kita punya ato tau tapi sama kerohanian kita. Makanya kita mesti tau gimana caranya membangun diri sendiri secara rohani. Ada banyak cara membangun diri sendiri, tapi yang sekarang mo GF! kasih liat cara membangun diri pake lidah.
1. Baca Alkitab. Cara paling sederhana buat bangun diri kita adalah dengan baca Alkitab, soalnya Alkitab itu makanan buat roh kita. Makanya kita mesti ‘makan’ Alkitab. Nah, omong-omong soal ‘makan’ Alkitab ada beberapa cara ampuh buat ‘makan’ Alkitab yakni (1) Baca Alkitab dengan bersuara. Ps. Peter Tan di salah satu bukunya pernah kasih tau supaya kita baca Alkitab dengan bersuara sampe kedengaran sama telinga kita. Kenapa gitu? Soalnya hal itu bakal membangun iman kita. ‘Kan Paulus juga bilang kalo iman itu timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Roma 10:17). Jadi gimana kita bisa punya iman kalo kita denger firman Tuhan cuman seminggu sekali di gereja doang (itu juga kalo nggak ketiduran pas khotbah)?. (2) Doa baca. Maksudnya doa baca itu kita jadiin ayat Alkitab yang lagi kita baca sebagai doa kita. Ato gampangnya kita bisa aja langsung kutip ayat Alkitab jadi doa kita. Contohnya kita lagi baca Kejadian 1:1, ‘Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.’ Jadi kita bisa berdoa kayak gini, ‘Ya Tuhan aku percaya, Kau menciptakan langit dan bumi.’ Apa tujuannya? Membangun iman. Karena waktu kita doa baca kita lagi ngomongin firman Tuhan en telinga kita mendengarnya en lahirlah iman.
2. Memperkatakan firman. Suka baca Alkitab emang bagus, tapi baca doang nggak cukup. Setelah itu kita harus memperkatakan firman itu. “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8).
Firman Tuhan itu disebut sebagai pedang Roh, senjata ampuh mengalahkan musuh. Waktu iblis membuat kita merasa kuatir, kita bisa perkatakan firman Tuhan tentang kekuatiran agar iman kita tumbuh dan kekuatiran kita hilang. Begitu juga kalo kita menghadapi masalah-masalah lain. “…dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” (Efesus 6:17)
Firman Tuhan itu juga kayak pedang bermata dua, selain bisa membangun orang lain juga bisa membangun diri kita sendiri. “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12)
PUJILAH TUHAN!
Salah satu fungsi (bahkan yang terpenting, bo!) dari lidah kita adalah untuk: memuji Tuhan!! Kenapa kita memuji (praise) TUHAN dan menyanyikan pujian (sing praise) bagi TUHAN? Karena kita udah merasakan kebaikan TUHAN di dalam kehidupan kita. Orang yang “menyanyikan pujian” kepada TUHAN, tapi orang itu belum merasakan kebaikan-NYA, maka yang dilakukannya itu sebenernya belum bisa disebut ‘memuji’ TUHAN. Dia cuman menyanyikan lagu rohani. Hanya orang yang telah menikmati kebaikan Tuhanlah yang bakalan mampu memuji TUHAN, dan akan menyanyikan pujian bagi-NYA dengan segenap perasaan. Nah, lidah kita juga jangan cuman bisa dipake buat nyanyi doang, tapi juga memuji dengan segenap hati!
Dengan memuji Tuhan, kita juga bisa membawa jiwa padaNya lho, “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.” (Mazmur 40:4). Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari. Mazmur 51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! (Mazmur 35:28)
MANAJEMEN LIDAH
Hati-hati gunakan lidahmu
Hati-hati gunakan lidahmu
Karena Bapa di surga melihat ke bawah
Hati-hati gunakan lidahmu
Tau ‘kan lagu sekolah minggu itu. Lagunya emang sederhana, tapi dahsyat man. Liriknya itu dalem banget boo... kita emang mesti ati-ati pake lidah kita. Kenapa? Soalnya kayak kata Amsal juga, ‘Hidup dan mati dikuasai lidah’ (Amsal 18:21). Bayangin man, hidup dan mati, ada di mulut kita. So hati-hati gunakan lidahmu.
Nah nyambung sama soal hati-hati dengan mulut, ada baiknya kalo kita belajar manajemen lidah. Apaan tuh? Maksudnya kita mesti belajar me-manage (mengatur) mulut kita. Apa aja yang mo kita omongin biar kata-kata yang keluar dari mulut kita itu bisa bikin orang ‘hidup’
1. Mikir dulu sebelum ngomong.
Kadang kita suka ngomong dulu baru mikir. Padahal mestinya yang kita lakuin itu kebalikannya. Mikir dulu sebelum ngomong. Belajar ambil waktu beberapa detik aja (nggak usah lama-lama) buat mikir dulu apa yang bakal kita omongin. Dijamin kalo kita mikir dulu sebelum ngomong, kata-kata kita juga bakal lebih berguna. Dan luangkan waktu untuk mendengar dulu sebelum mengambil kesimpulan. “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.” (Amsal 18:13).
2. Minta bantuan Tuhan.
Siapa lagi yang bisa bantu kita supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita lebih ‘hidup’ kalo bukan Dia yang nyiptain mulut kita? Makanya nggak ada salahnya kalo kita minta bantuan Tuhan buat menjaga mulut kita supaya kata-kata yang keluar itu adalah kata-kata yang bawa ‘hidup’ en bukannya ‘kematian’. Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)
3. Jaga hati
Apa yang keluar dari mulut, asalnya dari hati. Jadi kalo mo punya kata-kata yang ‘hidup’, pastiin dulu hati kita juga penuh sama ‘kehidupan’. Kalo hati kita ‘kotor’ kata-kata yang keluar dari mulut kita juga pasti kotor. Jadi biar kata-kata kita bawa ‘hidup’ pastiin dulu hati kita bersih. (Kalo mo tau caranya jaga hati, baca ‘Hati →mulut’) “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).
4. Latihan
Cara terakhir en paling ampuh adalah latihan. Kita mesti latih mulut kita tiap hari buat ngomongin hal-hal yang baik. Sekali dua kali salah, masih OK. Tapi jangan nyerah. Latih terus diri kita buat ngomongin hal-hal yang positif, oke!
HATI → MULUT
‘Ih, kenapa ya si Budi kalo ngomong selalu kasar aja ya? Padahal ‘kan udah diomongin sama ibu guru. Malah udah sering dihukum. Tapi tetap aja ngomong kasar.’
Yup. Kenapa ada orang yang udah digimanain caranya, masih aja suka ngomong kasar? Mungkin teman-teman GF!ers di sekolah seperti itu. Kenapa mereka bisa seperti itu? Jawabannya karena hati mereka nggak bersih. Loh apa hubungannya? “Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati” (Matius 15:18). So, udah jelas ‘kan kalo ada kata-kata kotor ato kasar keluar dari mulut seseorang, asalnya pasti dari hatinya. Artinya hatinya nggak bersih ato kotor. Jadi percuma aja. Mo dihukum 1001 macam hukuman juga nggak akan ada bedanya. Soalnya yang mereka butuhin itu sebenarnya cuci hati.
Gimana caranya cuci hati? Cuman Roh Kudus yang bisa melakukannya. Minta Roh Kudus mencuci hati kita. Tapi kalo udah cuci hati nggak dijaga supaya tetap bersih ya sama aja boong. Nah makanya biar nggak ada omongan kotor yang keluar dari mulut kita, jaga hati tetap bersih. Gimana caranya? Nih dia...
· Jangan salah gaul
Loh apa hubungannya jaga hati sama pergaulan? Eits jangan salah, dengan siapa kita bergaul, bakal nentuin kayak apa keadaan hati kita. Kalo kita gaul sama orang yang pemarah, kita juga bakal ikutan jadi pemarah. Kalo kita gaul sama orang yang malas, kita bakal ikutan malas. Jadi bergaulah sama orang yang kita tau nggak bakal kasih dampak buruk sama kita. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15:33)
· Jaga mata dan telinga
Gimana caranya hati kita bisa ‘kotor’? Dari apa yang kita dengar en liat. Semua yang kita dengar en liat itu bakal masuk dalam hati kita. Kalo yang kita liat ato denger tiap hari itu hal-hal yang jelek-jelek (contohnya gosip) nggak heran kalo hati kita bakal ‘kotor’. “Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan.” (Amsal 23:12)
· Baca firman
Firman Tuhan emang serba guna. Salah satu manfaatnya, firman itu bisa bersihin hati kita. Nggak percaya? Coba baca aja Yohanes 15:3 ‘Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.’ Waktu kita baca firman Tuhan sebenarnya kita lagi mencuci hati kita. Jadi sering-seringlah baca firman Tuhan. “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” (Mazmur 119:9)
· Minta tolong Tuhan
Ada yang sanggup menjaga hatinya setiap hari supaya nggak ada hal-hal jahat masuk? Mana mungkin... nggak ada satu orang pun yang bisa seratus persen sempurna menjaga hatinya sendiri. Makanya kita butuh bantuan Tuhan buat lakuin hal ini. Nggak usah gengsi minta tolong Tuhan buat menjaga hati kita. Karena emang cuman Dia yang sanggup kok. “Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.” (Mazmur 119:29)
DASAR BODO LU!
Ada kesaksian dari seorang anak yang dari kecil suka ‘dibodo-bodoin’ (maksudnya suka dibilangin ‘bodoh kamu, gitu aja nggak bisa’, ‘Dasar anak bodoh!’) sama orang tuanya, begitu udah gede dia jadi bodoh beneran. Serem ya... ternyata apa yang orang lain omongin sama kita bisa kejadian. Yup. Itu sebabnya kita mesti ati-ati sama apa yang kita omongin. Soalnya apa yang kita omongin sama orang lain itu bisa kejadian loh. Kenapa bisa gitu? Sebenarnya sih ini ada hubungannya sama fungsi otak kita.
Jadi begini ya, kata para ahli nih, waktu kita dengar sesuatu, otak kita bakal otomatis bikin klasifikasi (pembagian). Apa yang kita denger ini penting, setengah penting ato nggak penting sama sekali. Kalo yang kita denger itu termasuk kategori penting ato setengah penting, omongan itu langsung di-save. Tapi kalo menurut otak itu masuk kategori nggak penting, omongan itu bakal langsung di-delete.
Masalahnya kalo kita denger sesuatu yang sama berkali-kali, otak bakal pikir kalo itu adalah informasi yang masuk kategori penting. Jadi kalo kita tiap hari ‘dibodo-bodoin’, otak bakal anggap itu informasi penting en di-save. Yang lebih parahnya, informasi yang dianggap penting itu biasanya sama otak suka dimasukkin ke dalam alam bawah sadar kita, dimana yang namanya karakter en sifat dibentuk. Makanya nggak heran kalo tiap hari ‘dibodo-bodoin’ lama-lama kita bakal jadi bodoh beneran.
Nah makanya buat GF!ers yang suka ‘dibodo-bodoin’, ato ‘dipayah-payahin’, ato dibilangin yang jelek-jelek, jangan mo terima. Langsung kasih ‘serangan balasan’, bilang, ‘Dalam nama Yesus aku nggak bodoh.’ ‘Dalam nama Yesus aku nggak payah.’ Jangan biarin kata-kata itu masuk dalam otak kita, oke.
Trus gimana kalo udah terlanjur ‘dibodo-bodoin’ dari kecil? Nggak ada kata terlambat. Tetap lancarkan ‘serangan balasan’ tiap hari! Bilang sama diri kita sendiri, ‘Dalam nama Yesus aku nggak bodoh!’, bangun gambar diri yang benar, cari tau tujuan hidup kita dari Tuhan en alami perubahannya.
TWO FACES
‘Ah gitu aja masa nggak bisa, dasar payah. Bodoh lu!’ kata Anita sama Beni. Omongan Anita itu bukan sama Beni doang, tapi sama semua temannya yang nggak bisa lakuin hal yang gampang Anita suka ngomong gitu. Padahal di gerejanya Anita itu udah masuk pelayanan jadi worship leader. Nggak sedikit teman-temannya Anita yang kecewa sama sikap Anita yang kayak gitu.
Guys, kalo kita mo jujur, orang kayak Anita itu sebenarnya banyak loh di sekeliling kita. Ada banyak orang yang kayaknya kalo di gereja yang omongannya luar biasa rohani, tapi di luar gereja ampun... deh omongannya. Kenapa ya bisa ada orang kayak gitu? Ini yang Alkitab sebut ‘lidah yang bercabang’. ‘Lidah yang bercabang’asalnya dari pikiran en hati yang bercabang. Jangan lupa, apa yang keluar dari mulut itu asalnya dari hati en pikiran kita. “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yakobus 1:26)
Apa itu pikiran en hati yang bercabang? Maksudnya hati en pikiran kita setengahnya cinta Tuhan tapi setengah lagi masih suka sama hal-hal duniawi. Kita suka dengerin firman Tuhan, tapi kita juga suka dengerin gosip. Kita suka baca Alkitab tapi suka juga baca buku porno. Makanya nggak heran kalo kata-kata kita di gereja sama di luar gereja beda. Kata Alkitab juga, hal kayak gini nggak boleh terjadi, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” (Yakobus 3:9-10). Makanya supaya hal kayak gini nggak kejadian, kita mesti menetapkan hati buat seratus persen ikut Tuhan, jangan setengah-setengah lagi. (dp).
BISA DIPAKE APA AJA SIH LIDAH KITA?
“Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya”. (Amsal 18:21 BIS). Biar katanya lidah itu anggota tubuh yang paling lemah (soalnya nggak punya tulang), tapi lidah itu penting banget buat hidup kita. Malah kalo nggak ada lidah, mungkin kita nggak bisa hidup kayak sekarang. So kita bakal liat apa aja sih yang bisa dilakuin lidah?
1. Ngomong
Fungsi utama lidah diciptain Tuhan ya emang buat ngomong. Kebayang nggak kalo kita nggak punya lidah, kita nggak bakalan bisa ngomong lagi. Dunia bakal sepi jadinya.
2. Bedain rasa
‘Hmmm enak ya makanannya.’ Ato, ‘Ah, kurang asin. Tambah garam ah...’ dari mana kita bisa tau rasa ato bedain makanan ini enak ato nggak kalo bukan dari lidah? Ini juga salah satu fungsi lidah yang Tuhan kasih sama kita. Buat bedain rasa, yang enak sama yang nggak enak. Jadi kalo GF!ers nggak bisa bedain rasa, artinya ada sesuatu yang salah sama lidahnya.
3. Mencerna makanan
Gimana kita bisa makan kalo nggak ada lidah? Menurut ilmu biologi lidah itu penting banget dalam proses pencernaan. Dia bantu kita menelan makanan. Dia juga bantu kita mengunyah makanan sampe lumat. Kebayang dong kalo nggak ada lidah, bisa-bisa badan kita jadi sakit, soalnya makanannya nggak dicerna dengan benar.
DARI OMONGAN
Nah, salah satu fungsi lidah yakni buat ngomong ternyata itulah yang disebut berkuasa dalam Amsal 18:21 (“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya,akan memakan buahnya”). Soalnya dari omongan kita bisa:
1. Bikin dosa.
Kebanyakan dosa justru awalnya dari lidah. “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.” (Yakobus 3:5). Lidah emang kecil, lemah, letih, lesu, tapi seperti kata Yakobus juga, biar kecil, lidah itu kayak api bisa bikin kebakaran satu hutan. Wah, bahaya. Nah ini GF! kasih contoh dosa apa aja yang bisa ada gara-gara lidah kita.
· Sombong. Orang sombong suka mengumbar-umbar kebisaannya or kemampuannya. Dia nggak tau kalo semua kemampuannya adalah dari Tuhan juga. Dia merasa semua hasil yang dia nikmati sekarang adalah karena kerja keras en usahanya sendiri. Kesombongan emang asalnya dari pikiran, tapi begitu pikiran itu ada, lidah bakal keluarin pikiran itu lewat kata-kata. En jadilah orang sombong. Makanya ati-ati sama apa yang bakal kita omongin. Begitu ada pikiran yang kelintas, coba pikir dulu cara ngomongnya biar nggak terjebak sama dosa sombong. “Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (I Korintus 1:31).
· Munafik. Tau ‘kan orang munafik? Kerjaannya cuman bisa ngomong doang. Udah gitu ngomongnya gede lagi, tapi nggak ada isinya alias nggak sesuai dengan apa yang dilakukannya, bahkan selalu melakukan yang sebaiknya. Misalnya di gereja memuji Tuhan tapi di sekolah bikin malu Tuhan. “…Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Markus 7:6).
· Bohong. “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu” (Mazmur 34:14). Bohong itu termasuk salah satu tujuh dosa yang dibenci sama Tuhan (Amsal 6:16-17). Suka ngelebih-lebihin apa yang terjadi juga sama dengan bohong. "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” (I Petrus 3:10).
2. Membunuh orang lain
Nggak salah nih? Gimana bisa kita bunuh orang cuman pake lidah doang? Eh bisa lagi. Emang dengan lidah kita nggak bunuh orang secara langsung, kayak pake pisau, tinggal jleeebb, orangnya mati. Membunuh pake lidah itu emang nggak langsung. Maksudnya orangnya nggak langsung mati, tapi pelan-pelan, ato orangnya hidup tapi sebenarnya dia udah ‘mati’. Gimana caranya kita bunuh orang pake lidah?
· Ngomongin kutuk. Mungkin kita nggak pernah ngerasa ngutukin orang lain, eits jangan cepat-cepat ambil kesimpulan. Mungkin kita nggak pernah secara langsung ngutukin orang. Tapi secara nggak langsung iya. Contoh aja, ‘Ah bodoh lu. Masa gitu aja nggak bisa.’ ato, ‘Dasar lelet, kerjain gitu aja nggak bener.’ ‘Bego lu!’. ‘Dasar monyet lu!’. Ato kata-kata lain yang sejenis gitu itu udah termasuk kutuk loh. Kok bisa? Ya, soalnya waktu ngomong teman kita ‘bodoh, lelet, dll’ kita lagi mengutuki dia. Nah yang namanya kutuk itu selalu membawa kematian. Jadi waktu kita kutuki teman kita sama aja kita bunuh teman kita. Kasian ‘kan? Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.” (I Samuel 2:3) “
· Gosip. Pernah dengar ada orang yang bunuh diri gara-gara digosipin? Banyak lagi. Ato ada banyak kasus orang jadi nggak bisa berkembang dalam hidupnya, pekerjaannya, pergaulannya, gara-gara digosipin. Nah makanya nggak heran kalo gosip sekarang udah jadi senjata pembunuh no 1. So, jangan ngegosip. Kalo emang nggak yakin sama sesuatu hal, ya jangan diomongin. Lebih baik tutup mulut dari pada salah en bikin orang mati. “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” (Amsal 15:4).
· Fitnah . Kata pepatah juga ‘fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan’. Emang bener lagi. Orang yang kena fitnah itu mungkin nggak mati secara fisik, tapi secara nggak langsung sebenarnya dia mati, soalnya dalam pikiran orang lain, gambaran tentang dia udah jelek aja. Nah dari mana asalnya fitnah? Dari rasa nggak suka. Kenapa nggak suka? Soalnya iri. Kenapa iri? Soalnya nggak puas sama apa yang kita punya. Makanya belajar dong kayak Paulus, ‘aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.’ (Filipi 4:11), biar mo keadaannya gimana juga kita nggak iri sama orang lain en ujung-ujungnya malah bikin fitnah.
· Ngomong yang jelek-jelek tentang orang lain. Ada ‘kan tuh orang yang sukanya ngomongin yang jelek-jelek tentang orang lain. GF!ers jangan deket-deket sama orang kayak gitu, ato yang lebih parah lagi, jangan jadi salah satu dari mereka. Manusia emang nggak sempurna, tapi bukan artinya kita bebas ngomongin kejelekan orang lain. Kalo kita kenal orangnya nggak ada salahnya kita kasih tau orangnya tentang kejelekannya secara baik-baik, empat mata aja, nggak usah disebar-sebarin ke mana-mana. “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” (Amsal 12:18).
· Sumpah serapah. Ada orang yang nggak bisa mengendalikan lidahnya pada saat marah, ucapan sumpah serapah bisa nyerocos keluar nggak terkendali. Selain sumpah serapah itu bisa membuat orang lain jatuh, kita juga kena dosa lho! “…aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah!” (Ayub 31:30).
3. Bunuh diri
Bunuh diri nggak usah selalu pake tambang, terus gantung diri di kamar ato ambil pisau, sayat nadi sendiri, ato ambil racun tikus terus diminum. Ada cara yang lebih gampang lagi buat bunuh diri yaitu pake lidah. Bedanya sama cara bunuh diri yang laen, bunuh diri pake lidah mungkin kitanya masih hidup secara fisik, tapi dalam diri kita sebenarnya kita udah mati. Apa aja cara bunuh diri pake lidah?
· Ngutukin diri sendiri. Siapa juga orang yang mo ngutukin diri sendiri? Iya, kalo sengaja emang nggak ada yang mo. Tapi tanpa sadar kita sering mengutuki diri sendiri lagi waktu bilang, ‘Ah dasar gue emang bodoh, bodoh, bodoh. Soal matematika gampang gini aja nggak bisa’ ato waktu bilang, ‘Payah banget sih gue, tau gini...’. Ato kalo ada sesuatu yang buruk terjadi pada kita bilang, ‘Sial deh gua’. Nah jangan lupa yang namanya kutuk itu selalu bawa maut. Artinya kalo kita mengutuki diri kita, kita bakal mati akhirnya. So stop mengutuki diri sendiri. “Mulutmu sendirilah yang mempersalahkan engkau, bukan aku; bibirmu sendiri menjadi saksi menentang engkau.” (Ayub 15:6)
· Mengeluh. ‘Hhhh, kenapa sih hidup susah amat. Mo beli HP aja susahnya setengah mati.’ Sering denger kata-kata kayak tadi? Ato mungkin ada keluhan lain yang GF!ers sering denger ato ucapin sendiri. Ok, mulai sekarang berhenti mengeluh. Kenapa? Soalnya itu bisa bunuh diri kita. Kok bisa? Soalnya waktu kita mengeluh kita itu kayak lagi nambahin beban yang mesti kita tanggung. Kebayang dong semakin banyak keluhan kita, semakin berat beban yang kita tanggung, lama-lama kita bakal mati gara-gara keberatan. So, berhenti mengeluh, justru bersyukurlah dalam segala keadaan. “Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.” (Yudas 1:16).
· Pesimis. Ada orang yang sukanya ngomong negatif aja. Maksudnya bukan artinya yang dia tau cuman satu kata doang, ‘negatif’. Maksudnya orang ini sukanya ngomongin hal-hal yang jelek tentang dirinya dan kayaknya nggak punya harapan alias pesimis. Misalnya, ‘Ah, nggak mungkin aku bisa melakukan ini”. ‘Duh, jangan suruh aku mimpin pujian, pasti jelek!’. ‘Aku nggak mungkin bisa sukses kayak dia’. Dsb. Dkk. Apa yang kita katakan pada diri sendiri itulah akan membentuk pikiran dan akhirnya masa depan kita, hati-hati! “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” (Amsal 21:23).
4. Bikin hidup lebih hidup
Selain berkuasa bikin hal-hal negatif diatas, lidah juga berkuasa bikin hidup kita lebih hidup, lebih bermakna. Gimana caranya?
· Ngomong yang positif. Siapa sih yang nggak suka sama orang yang kata-katanya sopan, penuh kata-kata positif, nggak pernah ngejelek-jelekkin orang lain, selalu melihat harapan, optimis, selalu melihat kebaikan orang lain, dsb. Pokoknya kalo ngomong sama dia pasti enak, soalnya omongannya selalu tentang yang baik. Nah orang kayak gini pasti bakal disukai banyak orang. Apa sih yang bisa bikin hidup kita lebih hidup kalo bukan teman yang banyak? “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” (Efesus 5:4)
· Kasih nasehat sama orang. Hidup itu bakal lebih bermakna kalo kita nggak egois. Maksudnya kita nggak hidup cuman mikirin diri sendiri aja, apa yang kita suka. Hidup bakal lebih hidup kalo kita juga perhatiin kebutuhan orang lain. Makanya kalo kita liat ada teman kita yang salah jalan ato bakalan tersesat, nggak ada salahnya kasih nasehat. Orangnya pasti berterima kasih en jadi teman baik kita. Kalo orangnya malah marah-marah gara-gara nasehat kita? Ya salah orangnya sendiri. Yang penting kita udah niat ngebantuin. “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.” (I Tesalonika 5:11).
· Kasih dukungan sama orang. Hidup di dunia itu penuh tantangan, ada banyak masalah ato persoalan yang mungkin bakal kita hadapi. En bukan cuman kita doang, teman-teman kita juga bakal alamin hal yang sama. Nggak ada salahnya dong kita kasih dukungan ato kata-kata pemberi semangat sama teman kita yang lagi dalam masalah, pasti teman kita juga sangat berterima kasih sama kita en bakal jadi teman baik kita udahnya. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29).
· Kasih pujian sama orang lain. John C Maxwell pernah bilang salah satu cara biar punya teman yang banyak dengan kasih pujian. Pujian itu bukan menjilat loh. Pujian itu artinya tulus. Siapa sih yang nggak suka dipuji? So nggak ada salahnya memuji, karena itu bakal bikin orang lebih suka sama kita en ujung-ujungnya bikin hidup kita lebih hidup. “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” (Roma 14:19).
· Bersaksi. Buat apa Tuhan bikin lidah kita kalo kita malah malu mengakui en memberitakan kebaikan pencipta kita? “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.” (II Timotius 1:8). Tau nggak sih lo, kalo perkataan kesaksian kita itu bisa dipake senjata buat ngalahin musuh kita yakni si iblis? “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” (Wahyu 12:11a).
· Membangun diri sendiri. Maksudnya membangun diri sendiri itu bukan kayak orang membangun rumah, pake batu, semen, dll. Membangun diri sendiri itu maksudnya kita bikin diri kita lebih baik lagi dibandingin sebelumnya, secara rohani. Jangan lupa sebagai orang Kristen, kesuksesan kita bukan ditentuin sama apa yang kita punya ato tau tapi sama kerohanian kita. Makanya kita mesti tau gimana caranya membangun diri sendiri secara rohani. Ada banyak cara membangun diri sendiri, tapi yang sekarang mo GF! kasih liat cara membangun diri pake lidah.
1. Baca Alkitab. Cara paling sederhana buat bangun diri kita adalah dengan baca Alkitab, soalnya Alkitab itu makanan buat roh kita. Makanya kita mesti ‘makan’ Alkitab. Nah, omong-omong soal ‘makan’ Alkitab ada beberapa cara ampuh buat ‘makan’ Alkitab yakni (1) Baca Alkitab dengan bersuara. Ps. Peter Tan di salah satu bukunya pernah kasih tau supaya kita baca Alkitab dengan bersuara sampe kedengaran sama telinga kita. Kenapa gitu? Soalnya hal itu bakal membangun iman kita. ‘Kan Paulus juga bilang kalo iman itu timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Roma 10:17). Jadi gimana kita bisa punya iman kalo kita denger firman Tuhan cuman seminggu sekali di gereja doang (itu juga kalo nggak ketiduran pas khotbah)?. (2) Doa baca. Maksudnya doa baca itu kita jadiin ayat Alkitab yang lagi kita baca sebagai doa kita. Ato gampangnya kita bisa aja langsung kutip ayat Alkitab jadi doa kita. Contohnya kita lagi baca Kejadian 1:1, ‘Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.’ Jadi kita bisa berdoa kayak gini, ‘Ya Tuhan aku percaya, Kau menciptakan langit dan bumi.’ Apa tujuannya? Membangun iman. Karena waktu kita doa baca kita lagi ngomongin firman Tuhan en telinga kita mendengarnya en lahirlah iman.
2. Memperkatakan firman. Suka baca Alkitab emang bagus, tapi baca doang nggak cukup. Setelah itu kita harus memperkatakan firman itu. “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8).
Firman Tuhan itu disebut sebagai pedang Roh, senjata ampuh mengalahkan musuh. Waktu iblis membuat kita merasa kuatir, kita bisa perkatakan firman Tuhan tentang kekuatiran agar iman kita tumbuh dan kekuatiran kita hilang. Begitu juga kalo kita menghadapi masalah-masalah lain. “…dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” (Efesus 6:17)
Firman Tuhan itu juga kayak pedang bermata dua, selain bisa membangun orang lain juga bisa membangun diri kita sendiri. “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12)
PUJILAH TUHAN!
Salah satu fungsi (bahkan yang terpenting, bo!) dari lidah kita adalah untuk: memuji Tuhan!! Kenapa kita memuji (praise) TUHAN dan menyanyikan pujian (sing praise) bagi TUHAN? Karena kita udah merasakan kebaikan TUHAN di dalam kehidupan kita. Orang yang “menyanyikan pujian” kepada TUHAN, tapi orang itu belum merasakan kebaikan-NYA, maka yang dilakukannya itu sebenernya belum bisa disebut ‘memuji’ TUHAN. Dia cuman menyanyikan lagu rohani. Hanya orang yang telah menikmati kebaikan Tuhanlah yang bakalan mampu memuji TUHAN, dan akan menyanyikan pujian bagi-NYA dengan segenap perasaan. Nah, lidah kita juga jangan cuman bisa dipake buat nyanyi doang, tapi juga memuji dengan segenap hati!
Dengan memuji Tuhan, kita juga bisa membawa jiwa padaNya lho, “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.” (Mazmur 40:4). Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari. Mazmur 51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! (Mazmur 35:28)
MANAJEMEN LIDAH
Hati-hati gunakan lidahmu
Hati-hati gunakan lidahmu
Karena Bapa di surga melihat ke bawah
Hati-hati gunakan lidahmu
Tau ‘kan lagu sekolah minggu itu. Lagunya emang sederhana, tapi dahsyat man. Liriknya itu dalem banget boo... kita emang mesti ati-ati pake lidah kita. Kenapa? Soalnya kayak kata Amsal juga, ‘Hidup dan mati dikuasai lidah’ (Amsal 18:21). Bayangin man, hidup dan mati, ada di mulut kita. So hati-hati gunakan lidahmu.
Nah nyambung sama soal hati-hati dengan mulut, ada baiknya kalo kita belajar manajemen lidah. Apaan tuh? Maksudnya kita mesti belajar me-manage (mengatur) mulut kita. Apa aja yang mo kita omongin biar kata-kata yang keluar dari mulut kita itu bisa bikin orang ‘hidup’
1. Mikir dulu sebelum ngomong.
Kadang kita suka ngomong dulu baru mikir. Padahal mestinya yang kita lakuin itu kebalikannya. Mikir dulu sebelum ngomong. Belajar ambil waktu beberapa detik aja (nggak usah lama-lama) buat mikir dulu apa yang bakal kita omongin. Dijamin kalo kita mikir dulu sebelum ngomong, kata-kata kita juga bakal lebih berguna. Dan luangkan waktu untuk mendengar dulu sebelum mengambil kesimpulan. “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.” (Amsal 18:13).
2. Minta bantuan Tuhan.
Siapa lagi yang bisa bantu kita supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita lebih ‘hidup’ kalo bukan Dia yang nyiptain mulut kita? Makanya nggak ada salahnya kalo kita minta bantuan Tuhan buat menjaga mulut kita supaya kata-kata yang keluar itu adalah kata-kata yang bawa ‘hidup’ en bukannya ‘kematian’. Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)
3. Jaga hati
Apa yang keluar dari mulut, asalnya dari hati. Jadi kalo mo punya kata-kata yang ‘hidup’, pastiin dulu hati kita juga penuh sama ‘kehidupan’. Kalo hati kita ‘kotor’ kata-kata yang keluar dari mulut kita juga pasti kotor. Jadi biar kata-kata kita bawa ‘hidup’ pastiin dulu hati kita bersih. (Kalo mo tau caranya jaga hati, baca ‘Hati →mulut’) “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).
4. Latihan
Cara terakhir en paling ampuh adalah latihan. Kita mesti latih mulut kita tiap hari buat ngomongin hal-hal yang baik. Sekali dua kali salah, masih OK. Tapi jangan nyerah. Latih terus diri kita buat ngomongin hal-hal yang positif, oke!
HATI → MULUT
‘Ih, kenapa ya si Budi kalo ngomong selalu kasar aja ya? Padahal ‘kan udah diomongin sama ibu guru. Malah udah sering dihukum. Tapi tetap aja ngomong kasar.’
Yup. Kenapa ada orang yang udah digimanain caranya, masih aja suka ngomong kasar? Mungkin teman-teman GF!ers di sekolah seperti itu. Kenapa mereka bisa seperti itu? Jawabannya karena hati mereka nggak bersih. Loh apa hubungannya? “Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati” (Matius 15:18). So, udah jelas ‘kan kalo ada kata-kata kotor ato kasar keluar dari mulut seseorang, asalnya pasti dari hatinya. Artinya hatinya nggak bersih ato kotor. Jadi percuma aja. Mo dihukum 1001 macam hukuman juga nggak akan ada bedanya. Soalnya yang mereka butuhin itu sebenarnya cuci hati.
Gimana caranya cuci hati? Cuman Roh Kudus yang bisa melakukannya. Minta Roh Kudus mencuci hati kita. Tapi kalo udah cuci hati nggak dijaga supaya tetap bersih ya sama aja boong. Nah makanya biar nggak ada omongan kotor yang keluar dari mulut kita, jaga hati tetap bersih. Gimana caranya? Nih dia...
· Jangan salah gaul
Loh apa hubungannya jaga hati sama pergaulan? Eits jangan salah, dengan siapa kita bergaul, bakal nentuin kayak apa keadaan hati kita. Kalo kita gaul sama orang yang pemarah, kita juga bakal ikutan jadi pemarah. Kalo kita gaul sama orang yang malas, kita bakal ikutan malas. Jadi bergaulah sama orang yang kita tau nggak bakal kasih dampak buruk sama kita. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15:33)
· Jaga mata dan telinga
Gimana caranya hati kita bisa ‘kotor’? Dari apa yang kita dengar en liat. Semua yang kita dengar en liat itu bakal masuk dalam hati kita. Kalo yang kita liat ato denger tiap hari itu hal-hal yang jelek-jelek (contohnya gosip) nggak heran kalo hati kita bakal ‘kotor’. “Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan.” (Amsal 23:12)
· Baca firman
Firman Tuhan emang serba guna. Salah satu manfaatnya, firman itu bisa bersihin hati kita. Nggak percaya? Coba baca aja Yohanes 15:3 ‘Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.’ Waktu kita baca firman Tuhan sebenarnya kita lagi mencuci hati kita. Jadi sering-seringlah baca firman Tuhan. “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” (Mazmur 119:9)
· Minta tolong Tuhan
Ada yang sanggup menjaga hatinya setiap hari supaya nggak ada hal-hal jahat masuk? Mana mungkin... nggak ada satu orang pun yang bisa seratus persen sempurna menjaga hatinya sendiri. Makanya kita butuh bantuan Tuhan buat lakuin hal ini. Nggak usah gengsi minta tolong Tuhan buat menjaga hati kita. Karena emang cuman Dia yang sanggup kok. “Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.” (Mazmur 119:29)
DASAR BODO LU!
Ada kesaksian dari seorang anak yang dari kecil suka ‘dibodo-bodoin’ (maksudnya suka dibilangin ‘bodoh kamu, gitu aja nggak bisa’, ‘Dasar anak bodoh!’) sama orang tuanya, begitu udah gede dia jadi bodoh beneran. Serem ya... ternyata apa yang orang lain omongin sama kita bisa kejadian. Yup. Itu sebabnya kita mesti ati-ati sama apa yang kita omongin. Soalnya apa yang kita omongin sama orang lain itu bisa kejadian loh. Kenapa bisa gitu? Sebenarnya sih ini ada hubungannya sama fungsi otak kita.
Jadi begini ya, kata para ahli nih, waktu kita dengar sesuatu, otak kita bakal otomatis bikin klasifikasi (pembagian). Apa yang kita denger ini penting, setengah penting ato nggak penting sama sekali. Kalo yang kita denger itu termasuk kategori penting ato setengah penting, omongan itu langsung di-save. Tapi kalo menurut otak itu masuk kategori nggak penting, omongan itu bakal langsung di-delete.
Masalahnya kalo kita denger sesuatu yang sama berkali-kali, otak bakal pikir kalo itu adalah informasi yang masuk kategori penting. Jadi kalo kita tiap hari ‘dibodo-bodoin’, otak bakal anggap itu informasi penting en di-save. Yang lebih parahnya, informasi yang dianggap penting itu biasanya sama otak suka dimasukkin ke dalam alam bawah sadar kita, dimana yang namanya karakter en sifat dibentuk. Makanya nggak heran kalo tiap hari ‘dibodo-bodoin’ lama-lama kita bakal jadi bodoh beneran.
Nah makanya buat GF!ers yang suka ‘dibodo-bodoin’, ato ‘dipayah-payahin’, ato dibilangin yang jelek-jelek, jangan mo terima. Langsung kasih ‘serangan balasan’, bilang, ‘Dalam nama Yesus aku nggak bodoh.’ ‘Dalam nama Yesus aku nggak payah.’ Jangan biarin kata-kata itu masuk dalam otak kita, oke.
Trus gimana kalo udah terlanjur ‘dibodo-bodoin’ dari kecil? Nggak ada kata terlambat. Tetap lancarkan ‘serangan balasan’ tiap hari! Bilang sama diri kita sendiri, ‘Dalam nama Yesus aku nggak bodoh!’, bangun gambar diri yang benar, cari tau tujuan hidup kita dari Tuhan en alami perubahannya.
TWO FACES
‘Ah gitu aja masa nggak bisa, dasar payah. Bodoh lu!’ kata Anita sama Beni. Omongan Anita itu bukan sama Beni doang, tapi sama semua temannya yang nggak bisa lakuin hal yang gampang Anita suka ngomong gitu. Padahal di gerejanya Anita itu udah masuk pelayanan jadi worship leader. Nggak sedikit teman-temannya Anita yang kecewa sama sikap Anita yang kayak gitu.
Guys, kalo kita mo jujur, orang kayak Anita itu sebenarnya banyak loh di sekeliling kita. Ada banyak orang yang kayaknya kalo di gereja yang omongannya luar biasa rohani, tapi di luar gereja ampun... deh omongannya. Kenapa ya bisa ada orang kayak gitu? Ini yang Alkitab sebut ‘lidah yang bercabang’. ‘Lidah yang bercabang’asalnya dari pikiran en hati yang bercabang. Jangan lupa, apa yang keluar dari mulut itu asalnya dari hati en pikiran kita. “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yakobus 1:26)
Apa itu pikiran en hati yang bercabang? Maksudnya hati en pikiran kita setengahnya cinta Tuhan tapi setengah lagi masih suka sama hal-hal duniawi. Kita suka dengerin firman Tuhan, tapi kita juga suka dengerin gosip. Kita suka baca Alkitab tapi suka juga baca buku porno. Makanya nggak heran kalo kata-kata kita di gereja sama di luar gereja beda. Kata Alkitab juga, hal kayak gini nggak boleh terjadi, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” (Yakobus 3:9-10). Makanya supaya hal kayak gini nggak kejadian, kita mesti menetapkan hati buat seratus persen ikut Tuhan, jangan setengah-setengah lagi. (dp).
Langganan:
Postingan (Atom)