WEBSITE

MamaOla

UNTUK MELIHAT ARTIKEL 2000-2009, KLIK ANAKMUDA.NET

UNTUK MELIHAT ARTIKEL 2010-DST, KLIK GF!ONLINE

COVER #85 EDISI DESEMBER 2007


TUJUAN HIDUP KITA

Artikel berikut hanya sebagian dari majalahnya.

Jingle bells, jingle bells, jingle all the ways!
Merah padu padan hijau jadi warna resmi bulan desember. Penampakan kakek-kakek gendut berjenggot putih berkostum merah sambil ketawa-ketiwi tiba-tiba muncul di mana-mana. Natal telah tiba! Tuker kado. Musik. Pesta. Pohon terang. Drama natal. But, kita melupakan esensi dari natal itu sendiri, yakni TUHAN dan SALING MENGASIHI.
(dp/F!)

Bayangin di bengkelnya Tuhan. Tuhan sedang merancang manusia. Ada desain prototype cowok ada cewek. Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang dirancang dengan dua bakat, adapula yang didesain dengan tujuh, delapan, bahkan seratus bakat. Kelak semua rancangan ini akan disatukan dalam satu tempat dengan satu tujuan. Apakah tujuannya?

Rick Warren dalam buku komunitasnya menyimpulkan kalo hidup manusia itu semuanya adalah tentang Tuhan, kasih dan membangun hubungan dengan Tuhan dan dengan orang lain. Bukan tentang mengejar harta, sukses, status, bahagia dsb, tapi tentang menjadi serupa dengan Dia, serupa dengan Tuhan yang adalah kasih. “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (I Yohanes 4:8). Tuhan mengasihi kita begitu dalam dan tanpa syarat, makanya Dia pengen kita untuk belajar menyembahNya, membalas kasihNya, dan mengasihi orang lain.


WORSHIP
Sebelum kita belajar tentang mengasihi, kita masuk dulu ke dalam pemahaman tentang worship. Apakah worship itu? Apakah worship itu tutup mata, tangan terangkat, lalu nyanyi lagu mellow?

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2)

Yang namanya penyembahan alias worship lebih dari sekedar nyanyi lagu bertempo rendah. Penyembahan bukan sekedar lagu ato suasana doang. Penyembahan adalah gaya hidup. Di Alkitab, kalo kita liat tiap kali ada orang yang lagi ‘menyembah Tuhan’ pasti dia sedang memberi persembahan. Bisa mempersembahkan binatang, sebagian dari hasil ladang mereka, ato uang. Malah kata penyembahan pertama kali disebutin di Alkitab waktu Abraham disuruh sama Tuhan persembahin Ishak. Dari sini kita bisa liat antara penyembahan en persembahan itu punya hubungan yang erat banget. Waktu kita sedang menyembah Tuhan, secara rohani kita seperti sedang memberi persembahan sama Tuhan.

MEMPERSEMBAHKAN TUBUH
Apa yang mesti kita persembahin sama Tuhan? Kambing? Domba? Sapi? Jaman sekarang, Tuhan gak nyuruh kita persembahin binatang lagi kayak dulu. Tapi dia nyuruh kita persembahin tubuh kita.

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1-2

Inilah persembahan sejati yang Tuhan cari dari kita. Tapi gimana caranya persembahin tubuh? Jangan terus langsung ngebayangin bikin mezbah dari batu kayak di zaman Alkitab terus kita tidur di atasnya, siap buat dibakar sampe abis. Gak dong! Bukan gitu artinya mempersembahkan tubuh. Mempersembahkan tubuh artinya mempersembahkan semuanya buat Tuhan. Kita punya kerinduan buat memberikan semua yang kita punya sama Tuhan. Gak ada satu pun yang kita tahan-tahan, wong semua yang kita punya juga ‘kan punya Dia. Dan juga kita taat sama Tuhan. Di zaman Perjanjian Lama, orang mempersembahkan korban salah satunya karena mereka taat sama perintah Tuhan. Apapun yang Dia suruh, kita lakukan, itu juga artinya mempersembahkan tubuh.

Kenapa kita harus menyembah tuhan?

· Karena Dia layak disembah
"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12)

Dia adalah pencipta semua alam semesta yang luar biasa. Dia Allah yang besar en berkuasa. Dia penebus dosa kita. Dia juga merancangkan yang baik buat kita-kita. Ada alasan lain buat ngeyakinin elo-elo kalo Dia emang layak disembah?

· Karena Tuhan yang nyuruh
“Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10)

Loh emang Tuhan itu gila hormat apa sampe nyuruh kita menyembah Dia? Gak gitu lagi. Alasan kenapa Tuhan nyuruh kita menyembah Dia soalnya, Dia tau kalo kita, manusia itu, gampang banget menyembah sesuatu yang kelihatannya hebat. Padahal itu ‘kan sama aja dengan penyembahan berhala. En Tuhan paling benci sama penyembahan berhala, makanya Dia nyuruh kita menyembah Dia.

· Karena itu adalah tujuan Tuhan ciptain kita
“Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yesaya 43:21)

Setiap ciptaan pasti dibuat dengan tujuan. Kita membuat kursi dengan tujuan spesifik: untuk tempat duduk. Begitu pula dengan manusia, ia dibuat untuk dapat menyembah penciptaNya, cuma manusia diminta buat menyembahNya gak kayak robot, ia punya kehendak bebas.

PENYEMBAHAN YANG SALAH
Kalo Tuhan bilang lagi mencari penyembah yang benar (Yohanes 4:23), artinya ada penyembah-penyembah yang salah juga. Kayak apa sih penyembah-penyembah yang salah? Yuk kita sama-sama liat, pelajari en jangan ditiru, tapi lakuin kebalikannya.

1. Menyembah yang bukan Tuhan
Menyembah yang bukan Tuhan itu bahasa Alkitabnya penyembahan berhala. Kita pasti udah sering dengar kalo yang namanya berhala itu bisa apa aja, mulai dari keluarga, hobi sampe uang, en orang-orang yang jadi idola kita. Yang jadi masalah kita sering tanpa sadar udah jadi penyembah berhala. Contoh aja, ada satu film di TV yang rame banget en kita pengen nonton, tapi pas jam itu sebenarnya kita harusnya ke gereja. Ujung-ujungnya kita SMS teman kita, kasih tau kalo gak jadi ke gereja en asyik nonton TV di rumah.

Ato contoh lain yang paling sering, kita jadi suka sama seseorang sampe kita tau semua tentang dia. Mulai dari tanggal lahir sampe kebiasaannya ngorok waktu tidur kita juga tau. Gak salah sih suka sama sesuatu ato sama seseorang, tapi kita harus bisa menempatkan semuanya di tempat yang tepat, jangan sampe kita bikin mereka sebagai berhala dalam hidup kita. Minta hikmat yang dari Tuhan supaya kita tau gimana menempatkan orang ato barang yang kita suka supaya jangan jadi berhala. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3)

2. Menyembah bukan dari hati
“Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan” (Yesaya 29:13)

Ini juga penyembahan yang salah. Penyembahan kita harusnya lahir dari hati kita, bukan sekedar kata-kata, ato akal-akalan kita doang, juga bukan kewajiban karena kita orang Kristen terus kita menyembah. Gak. Penyembahan itu bentuk ekspresi hormat kita sama Tuhan bukan kewajiban.

3. Munafik
Kalo yang satu ini lebih parah dari pada gak menyembah dari hati. Orang munafik itu sebenarnya sama sekali gak menyembah Tuhan, tapi keliatannya menyembah. Tuhan paling benci sama orang yang kayak gini. Orang kayak gini kalo di Alkitab kayak kuburan mewah yang keliatannya dari luar bagus, tapi dalamnya jelek. GF!ers jangan jadi orang munafik. Jangan menyembah Tuhan supaya diliat orang kayaknya rohani, padahal gak.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” Matius 23:27

Untuk artikel sepenuhnya, dapatkan majalahnya di friend@getmedia-online.com

COVER EDISI #84 (NOPEMBER 2007)


BERSAKSI, DUH SUSAH BANGET SIH!

Ambil hp kamu. Liat phone book di hp kamu sekarang. Ya, sekarang!
Liat lagi satu-satu nama-nama temen kamu yang tersimpan disitu. Berapa banyak dari mereka yang belum pernah mendengar tentang kebenaran Yesus Kristus?

Liat tetangga kita. Atau teman les kita. Atau temen sebangku kita di sekolah. Atau mungkin saudara kita. Atau temen-temen di friendster kita. Apa ada di antara mereka yang belum mengenal or bahkan nggak tau sama sekali tentang Tuhan Yesus? (dp/erl/F!)

MENJADI TERANG ADALAH ‘BERSAKSI’
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)

GF! pernah mikir, apakah yang dimaksud dengan ‘terang’ dalam ayat diatas? Ada yang bilang, jadi ‘terang’ adalah ‘berbuat baik dan berpola hidup yang baik’. Apakah kalo kita bertingkah laku baik dan melakukan perbuatan baik itu berarti kita udah jadi ‘terang’? No! Ternyata tidak! Nah lho! Kalo kita liat di ayat tersebut, ‘terang’ bukanlah perbuatan baik, tapi berfungsi agar perbuatan baik yang kita lakukan bisa dilihat orang dan kemudian orang-orang itu bisa memuliakan Bapa/Yesus.

Jadi, ‘terang’ adalah: ‘bersaksi tentang Yesus’ atau ‘berbicara/memberikan informasi tentang Yesus’. Lho kok bisa? Gini, kalo kita berbuat baik (atau berpola hidup baik), Tuhan bilang kita nggak bisa berhenti disitu aja, tapi orang lain harus tau peruatan baik kita dan kemudian memuliakan Yesus karenanya. Nah gimana caranya orang lain tau dan kemudian memuliakan Yesus kalo kita nggak kasih tau (bersaksi/berbicara/memberikan informasi) tentang Yesus? Tul nggak?

Ayat diatas sering dijadiin dalih/alasan buat kita nggak bersaksi/menginjili. Kita biasanya berdalih kalo bersaksi itu nggak perlu lewat perkataan, cukup dengan perbuatan (ngaku deh, hehe). Ternyata, sebaliknya bo! Ayat ini justru adalah alasan buat kita wajib bersaksi (dengan perkataan/informasi).

Misalnya, kita ngelakuin kegiatan sosial dengan kasih makan gratis ke gelandangan. Apa kita udah jadi ‘terang’? Belum, kita baru ‘ngelakuin perbuatan baik’, si gelandangan itu hanya akan berterimakasih dan memuji kebaikan kita (bukan memuji kebaikan Tuhan Yesus!). Kita baru jadi ‘terang’ kalo kita juga bersaksi/kasih tahu gelandangan itu alasan kenapa kita ngelakuin perbuatan itu (misalnya kasih tahu kalo kita ngelakuinnya karena Tuhan Yesus yang nyuruh kita), maka gelandangan itu akan ‘ngelihat perbuatan baik kita lalu memuliakan Bapa/Yesus’ sesuai dengan ayat di atas. Nah sekarang ngerti kan? Orang-orang nggak bakalan pernah memuliakan Yesus buat segala sesuatu yang kita kerjakan atau yang kita punya dalam hidup kita kecuali kalo kita mengarahkan perhatian mereka pada Yesus! Satu-satunya cara mengarahkannya adalah dengan cara bersaksi tentang Yesus.

Tapi bukan berarti kita berhenti berbuat baik (karena kalo kita berbuat baik pada orang artinya kita berbuat baik pada Yesus juga lho, baca Matius 25:44-45), tapi ternyata berbuat baik aja nggak cukup buat kita bisa jadi ‘terang’.

“TERNYATA KALO KITA HANYA BERBUAT BAIK (MISALNYA DENGAN MEMBERI MAKAN GELANDANGAN), KITA BELUM JADI TERANG!”

KABAR BAIK
Kata Ray Comfort (pemimpin pelayanan Way of Master bareng Kirk Cameron) penginjilan atau bersaksi itu artinya membagikan iman kita ama orang lain. Ato kalo sederhananya, penginjilan itu sering didefinisikan sebagai memberitakan kabar baik. Kabar baik apaan? Ya kabar baik kalo Yesus udah datang ke dunia buat mati menebus dosa kita en kita yang mo percaya ama Dia bisa masuk Surga en menikmati karunia hidup kekal. Satu hal yang nggak boleh kita lupa waktu bersaksi, yaitu Yesus-nya. Soalnya tujuan kita PI itu ‘kan mengenalkan Yesus ama orang-orang yang emang belum kenal Yesus. Gimana caranya? Jangan kuatir, GF! bakalan kasih cara-caranya deh!

BERSAKSI NGGAK SAMA DENGAN MEMENANGKAN JIWA!
Ini yang banyak jadi ‘stress’ buat orang Kristen. Ada yang bilang kalo kita harus memenangkan jiwa. Ternyata, Tuhan nggak pernah kok bilang secara langsung kalo kita harus memenangkan jiwa! Tuhan hanya menyuruh kita buat bersaksi! Beda lho antara bersaksi dengan memenangkan jiwa!

“Sebab Kristus mengutus aku (Paulus) bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil…” (1 Korintus 1:17)

“…dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8b)

Analoginya ama dengan situasi dalam pengadilan. Ada saksi dan ada pembela. Tugas saksi adalah menerangkan apa yang dia ketahui, bukan buat memenangkan perkara. Sedangkan seorang pembela bertugas untuk berusaha menyelesaikan suatu perkara dengan berhasil. Emang suatu sukacita kalo kita bisa memenangkan jiwa, kalo kita emang bisa. Tapi Tuhan hanya mewajibkan kita buat bersaksi.

BERSAKSI ITU WAJIB!!!
“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15).

Semua orang percaya itu wajib bersaksi. Tapi sekarang ada anggapan kalo yang harus menginjili atau bersaksi itu hanya orang yang udah punya gelar Ev (evangelis), Pdt (pendeta), ato yang emang punya panggilan (jawatan) sebagai penginjil ato cuma mereka-mereka yang punya sebutan hamba Tuhan.

Oke, wait a second, who says so? Alkitab nggak pernah mengajar kita cuman sebagian orang aja yang harus penginjilan, yang lain cuma jadi penonton. Nggak lagi. Kalo dibilang tugas penginjilan buat orang yang punya sebutan hamba Tuhan, itu benar karena semua orang percaya itu adalah hamba Tuhan. Coba kita liat di 1 Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”

Menjadi saksi Kristus nggak cuman lewat tingkah laku dan pola hidup sehari-hari, tapi juga harus lewat kesaksian iman secara verbal!

MOTIVASI UNTUK BERSAKSIApa yang mendorong kita buat bersaksi? Saat kita nggak punya keberanian, atau sibuk atau malas, harus ada motivasi yang bisa bikin kita bangkit dan ngelakuin tugas kita. Tapi motivasi ini harus tulus dan murni. Apa aja sih?

1. Kasih Yesus
“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” (1 Yohanes 3:16)
“Sebab kasih Kristus yang menguasai kami..” (2 Korintus 5:14)

Paulus sangat terbeban buat memberitakan Injil karena kasih Kristus yang memotivasinya. Paulus telah diberi kasih karunia keselamatan olehNya, diapun rindu ngebagiin ke orang lain.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

2. Keinginan Tuhan sendiri
“…karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13).

Tuhan sendirilah yang ingin atau berkehendak agar semua manusia bisa mendengar kabar baikNya. Dan Tuhan akan memperlengkapi dan memimpin kita dengan Roh KudusNya biar kita bisa melaksanakan keinginan Tuhan ini. Kita hanya perlu taat pada pimpinan Roh Kudus. (baca 3 Langkah Mudah Menghilangkan Kesukaran Bersaksi).

3. Amanat Agung
Bersaksi adalah respon murid-murid Yesus (termasuk kita juga) terhadap perintah Yesus sebelum Dia naik ke surga. Yang kita kenal dengan nama Amanat Agung.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).

Disini ada yang bisa memotivasi kita yakni bahwa Yesus akan menyertai kita (melaksanakan Amanat Agusng) senantiasa sampai akhir jaman! So, jangan takut!

4. Kita punya utang!
“Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.” (Roma 1:14)

Paulus ngerasa punya utang pada Tuhan karena Tuhan telah menyelamatkannya, ia ngerasa harus bayar utang itu dengan cara memberitakan Injil pada orang lain. Pernah nonton film Pay It Forward? Seorang anak kecil punya misi buat berbuat baik pada tiga orang, dan tiga orang itu ‘berhutang kebaikan’, tapi harus dibayar dengan cara melakukan kebaikan ke tiga orang lainnya.

“Kita telah diselamatkan oleh Tuhan, bayarlah ‘utang’ keselamatan itu dengan cara memberitakan kabar baik keselamatan itu ke orang lain.”

5. Tuhan segera datang!
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14)

Umat yang cinta Tuhan pasti pengen Tuhan cepetan datang kan? Kalo Tuhan datang berarti udah tiba kesudahannya. Dan Tuhan bilang ‘kesudahannya’ tiba itu kalo injil sudah diberitakan di semua bangsa! Ini bisa memotivasi kita! So, ayo beritakan Injil Kerajaan Tuhan!

Untuk artikel penuhnya kamu bisa dapetin di edisi cetaknya, untuk berlangganan hubungi: friend@getmedia-online.com atau klik disini

COVER EDISI #83 (OKTOBER 2007)


THE ORIGINAL CHURCH

Artikel Fresh!er ini cuman sebagian dari versi cetaknya. Untuk mendapatkan majalah GFRESH! hubungi redaksi.

Apa yang terjadi kalo kita nggak bisa pergi ke gereja lagi karena nggak ada lagi gereja yang diperbolehkan berdiri? (di beberapa negara, hal kayak gini udah terjadi, lho!). Apa yang akan kita lakukan kalo kita merasa sendirian ketika menghadapi masalah? Bukankah hidup lebih ringan dan bahagia kalo kita punya sahabat yang memperhatikan kita dalam suka dan duka? Jawabannya adalah komunitas. Taukah kamu kalo sebenernya ‘komunitas jemaat’ adalah gereja yang orisinil alias the original church! (dp, F!)

Komsel lagi booming lagi, lagi jadi trend di gereja-gereja di Indonesia, jangan sampe kamu belum ngeh juga deh. Ampir semua gereja bikin yang namanya komsel, walopun pake nama yang beda-beda. Ada yang bilang komsel, selgrup, kelompok kecil, kelompok tumbuh bersama, family altar, de el el. Tapi semuanya sebenernya sama ya komsel tadi itu. Di F!er edisi kali ini GF! bakal bahas tentang komsel mulai dari definisi sampe tips-tips biar nggak boring di komsel. Ok, shall we begin?

KOMSEL: APAAN TUH?
Komunitas sel ato yang sering disingkat komsel ato kadang disebut sel doang ato apapun namanya adalah sekelompok orang Kristen, biasanya berjumlah 20 orang atau kurang, berkumpul dipimpin oleh seorang pemimpin sel (itu kata wikipedia.org). Ada tiga hal yang jadi ciri khas komsel:

1. Anggotanya terbatas
Nggak kayak Ibadah Minggu yang sekali datang bisa banyak orang, di komsel yang datang paling cuman 5-10 orang. Jumlah anggotanya sengaja dibuat sedikit biar lebih gampang ngawasinnya en juga lebih gampang nentuin menu ‘makanan rohani’ yang harus dikasih (soalnya makin dikit ‘kan biasanya makannya sama…)

2. Komsel = persekutuan tiap waktu
Guys, kalo kamu perhatiin sejarah gereja dari zaman gereja mula-mula sampe sekarang, yang namanya komsel nggak pernah identik sama ibadah di gereja. Di zaman Perjanjian Lama komsel disebut jemaat yang ada di rumah, ato kadang-kadang cuman disebut jemaat doang. Makanya kalo di tulisan-tulisan selanjutnya GF! banyak nyebut ibadah di rumah, gereja di rumah, jangan heran soalnya itu nama lain komsel juga. Tapi, yang lebih esensi lagi ialah komsel itu persekutuan kita dengan teman-teman tiap waktu. Saling menjaga, saling akrab, saling menopang, dsb. Nggak cuman ketemu di gereja seminggu sekali.

3. Ada persekutuan yang kekeluargaan
Namanya juga ibadah di rumah, pasti suasananya juga kekeluargaan, rileks, nggak formal. Beda ama Ibadah Minggu yang kesannya lebih formal, komsel itu kesannya nyantai banget. Makanya nggak heran tiap kali pertemuan bisa ada makan-makannya.

KENAPA SIH GUE HARUS KOMSEL?
“Allah memberi tempat tinggal (families, KJV) kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan (gives the desolate a home in which to dwell, Amplified), sehingga mereka bahagia (prosperity, Amplified), tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.” (Mazmur 68:6)

Kenapa kita harus komsel? Apa cuman karena disuruh ama gereja? Ato karena kewajiban? Alasan kenapa kita komsel adalah karena itu rencana Tuhan sendiri. Waktu nyiptain kita, Tuhan taruh suatu kebutuhan di hati kita buat berkumpul ama orang laen, ato bahasa kerennya, kita itu butuh yang namanya komunitas. Menurut Pak Eddy Leo dan Kak Erwin Widodo, komunitas bukanlah sebuah pilihan tetapi keharusan. Manusia didesain buat berkomunitas, ada tiga alasan kenapa kita harus ikutan komsel:

1. Tuhan sendiri adalah sebuah komunitas sempurna: ada Bapa, Yesus dan Roh Kudus. Waktu Allah nyiptain manusia, Ia menciptakannya serupa dan segambar dengan diriNya (baca Kejadian 1:26-27). Martin Luther pernah berkata, “Manusia diciptakan dengan kemampuan untuk membangun hubungan.” Atau dengan kata lain bahwa manusia diciptakan buat hidup di dalam gambar dan rupa komunitas kayak Allah adalah komunitas yang sempurna.

2. Manusia diciptain Tuhan sebagai mahluk sosial (Kejadian 2:18) “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja…”, udah dari sononya manusia itu adalah makhluk sosial, sejak lahir udah butuh orang lain. Contohnya: seorang bayi yang baru lahir butuh ibu, butuh dokter/bidan, butuh perawat yang merawat di RS. Dan tentu saja sebagai manusia sosial, maka manusia memerlukan hubungan dan komunitas dengan orang lain.

3. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita buat hidup dalam komunitas. Waktu Tuhan Yesus memulai pelayananNya, Dia membentuk komunitas yang anggotanya 12 orang yang kita kenal sebagai 12 murid Tuhan Yesus (baca deh Lukas 6:13-15). Sampai akhirnya terbentuk gereja mula-mula yang juga adalah sebuah ’komsel’.

Menurut Kak Erwin Widodo, di dalam Firman Tuhan jelas sekali akibat dari tidak tergabung dalam komunitas. Liat aja pengalaman Hawa, Elia dan Daniel.
· Kejadian 3:1-6 bercerita tentang Hawa yang sendirian pada waktu jatuh dalam dosa. Ini artinya kalo kita sendiri (nggak berkomunitas) maka kemungkinan kejatuhan karena serangan dosa dan kuasa gelap makin besar.
· Di dalam I Raja-raja19:1-4, Nabi Elia jadi lemah waktu sendirian en dapet ancaman bakal dibunuh ama Izebel, malahan dia kepingin mati aja. Seandainya Elia ada teman atau komunitas yang bareng-bareng ama dia, maka pasti teman-temannya akan menguatkannya, sehingga Elia jadi lebih kuat. Kalo kita nggak berkomunitas, en kalo kita lagi ngalamin masalah atau pergumulan, maka kita akan ngerasa tekanan yang kita alami berat banget. Bisa-bisa malah pengen bunuh diri.
· Baca Daniel 2:16-19, Daniel pada waktu sendirian nggak bisa memecahkan masalah, tapi waktu dia bersama teman-temannya, maka masalah itu mudah diselesaikan. Kalo kita nggak terhisap dalam komsel, maka kita akan sulit membuat perkara besar. Kemampuan kita terbatas kalo kita sendirian. Tapi kalo kita bersama-sama maka akan ada sinergi kekuatan yang besar.

Nah salah satu bentuk komunitas rohani yang Tuhan sediain buat kita itu namanya komsel. Komsel (komunitas sel) adalah keluarga rohani yang bikin kita bisa saling belajar banyak hal mulai dari membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan (lewat saat teduh, baca Alkitab dsb), menolong kita membereskan dosa, berdoa, menasihati kita, memperbaiki karakter, membawa kita pada pengalaman yang berhubungan ama kuasa dan karunia Roh Kudus, bahkan dalam hal-hal dalam hidup sehari-hari kita, dll.

Terus dimana gue harus berkomsel? Jawaban paling gampang ya di gereja dimana kita bergabung sekarang. Gimana kalo gereja kita nggak punya komsel? Sebenernya semua gereja punya bentuk komselnya masing-masing, cuman namanya aja yang beda-beda. Tapi satu yang sama, semuanya sama-sama berbentuk kelompok kecil en nyediain tempat buat kita bertumbuh secara rohani. Kalo memang nggak ada, kenapa nggak bikin aja sendiri. So, tunggu apa lagi? Yuk kita gabung dalam keluarga Allah, dalam komsel/persekutuan yang ada di sekitar kita, sehingga pertumbuhan rohani kita dapat kokoh dan kuat.

APA UNTUNGNYA KOMSEL?
Emang ada apa sih di komsel? Kenapa kita harus komsel? “Kalo kita nggak hidup di dalam komunitas, maka kita nggak bisa hidup dengan normal. Waktu dosa masuk ke dalam dunia, dosa menghancurkan komunitas, yaitu waktu Kain membunuh Habel. Allah membangun komunitas ini kembali melalui keturunan Set sampai pada Musa yang memimpin orang Israel di padang gurun melalui kelompok-kelompok kecil. Lalu Yesus datang buat kasih teladan pada kita gimana membangun komunitas dengan 12 orang muridNya. Akhirnya pada hari Pentakosta, lahirlah gereja-gereja yang ada di rumah-rumah.” ujar Pak Eddy Leo. Tapi emang ada keuntungan yang bakal kita dapatin di komsel yang nggak bakal kita dapatin di tempat lain?
1. Pertumbuhan rohani kita jadi lebih terawasi
Di komsel yang anggotanya dikit, pemimpin komsel ato ketua sel kita pasti lebih gampang ngawasin pertumbuhan rohani anggota komselnya. Jadi di komsel bisa dipastiin kalo semua anggotanya bakal ngalamin pertumbuhan rohani yang sehat en terawasi.

2. Bikin kita nggak bisa sombong
Kenapa manusia bisa sombong? Jawabannya gampang, soalnya dia sendirian. Orang yang suka sendirian biasanya punya bawaan sombong. Tapi kalo kita ada dalam suatu komunitas, biasanya sulit buat kita sombong. Soalnya pas waktu kita mo sombong, ternyata teman kita malah lebih baik dari kita. Terus apa yang mo disombongin?

3. Bisa bertumbuh sama-sama
Apa sih yang lebih menyenangkan daripada bertumbuh bareng teman yang kita sayangi? Di komsel, kita bakal belajar buat bertumbuh sama-sama. Jadi nggak ada yang lebih dari yang laen. Kalo misalnya ada satu orang yang punya kelebihan, ya kelebihannya dipake buat bantu yang laen supaya bertumbuh, jangan disimpen sendiri. Tujuannya biar tiap orang punya tingkat pertumbuhan yang sama.

4. Mencegah kejatuhan
Komsel bisa mencegah kita dari kejatuhan (jatuh dalam dosa maksudnya, masa kejatuhan duren… sakit dong!). Soalnya di komsel, kita bisa lebih gampang saling jagain satu sama lain supaya nggak jatuh dalam dosa. Karena anggotanya dikit, makanya kalo ada anggota komsel yang udah mulai ngaco pasti langsung ketauan en bisa diselamatin supaya nggak beneran jatuh dalam dosa. Coba perhatiin kenapa Hawa jatuh? Kenapa Daud jatuh sama Batsyeba? Soalnya mereka lagi sendirian. Nggak ada yang kasih tau kalo mereka itu salah. Tapi kalo di komsel, ada teman-teman yang bisa kasih tau kita ini salah ato ini bener.

UP – IN – OUT
NGAPAIN AJA DI KOMSEL?
Menurut Pak Eddy Leo, hal yang penting di dalam komsel adalah bukan acara dua jam di dalam satu minggu itu, tapi apa yang dilakuin di luar 2 jam tersebut. Apa kita masih saling kontak en saling ngedoain buat ngejalanin gaya hidup komunitas? Pada prinsipnya, hal penting yang harus dimiliki ama selgroup adalah Up-In-Out. Kalo apa yang dilakuin ama seseorang yang nggak menghasilkan up, in, out dan nggak berasal dari up, in, out, maka siap-siap aja komsel tersebut bakal mati.

UP = Setiap orang harus membangun hubungan intim dengan Allah Bapa.
IN = Membangun hubungan ke dalam, setiap orang harus saling mengasihi dengan kasih Bapa.
OUT = Membangun hubungan keluar. Setiap orang membangun hubungan untuk melakukan pekerjaan Bapa.

Liat aja orang Kristen zaman gereja mula-mula ngapain aja kalo komsel? Kalo mo tau jawabannya coba baca deh:

“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 2:42-46)

Dalam komsel, mereka membangun hubungan intim dengan Tuhan lewat pengajaran-pengajaran para rasul, berdoa dan lain lain. Lalu mereka juga saling mengasihi sesamanya, saling berbagi, bergembira bersama (dan makan-makan! Itu penting lho, hehe). Abis itu yang nggak boleh ketinggalan adalah melakukan pekerjaan Tuhan, mencari jiwa, melakukan mukjizat dsb. Makanya Tuhan menambah jumlah mereka.

Selain makan-makan, masih ada banyak kegiatan laen di komsel yang bisa kita lakukan yang intinya bikin kita lebih deket ama anggota komsel yang laen. Nah berikut ini GF! kasih beberapa ide seru apa aja yang bisa kamu lakuin di komsel biar persekutuan antar sesama anggota komsel makin erat.

· Bikin games yang libatin semua anggota komsel
Coba cari games yang seru, lucu en bikin semua anggota komsel terlibat. Kalo nggak ada ide, kamu bisa buka majalah GFresh! kamu yang lama-lama, en di situ kamu bakal temuin rubrik Fresh!Fun yang isinya ide-ide unik bikin komsel kamu jadi rame.

· Masak bareng
Wah kalo yang ini dilakuin pasti heboh apalagi kalo yang masaknya cowok. Kebayang semua anggota komsel kumpul di satu rumah terus sama-sama masak bareng udah gitu sama-sama makan bareng, pasti seru en heboh deh.

· Nonton bareng
Kalo bosen komsel di rumah, coba sekali-sekali nonton bareng. Tapi tentuin dulu mo nonton film apa. Udah gitu abis selesai nonton jangan pada langsung bubar jalan, kumpul dulu, ngobrol dulu, makan dulu, sambil diskusiin film yang barusan ditonton.

· Pergi keluar bareng
Coba iseng-iseng dari pada komsel terus di rumah gimana kalo komselnya pindah ke restoran ato ke kafe ato ke tempat laen yang asyik buat nongkrong bareng. Jadi sekalian komsel bisa sekalian hang out.

· Diskusiin majalah GFresh!
Kalo yang satu ini udah bukan bareng baru lagi. GF! denger kesaksian dari beberapa teman GF! kalo salah satu kegiatan mereka pas komsel itu diskusiin majalah rohani kesayangan kamu ini. Thanks guys.

· Pelayanan keluar
Banyak pekerjaan Tuhan yang lebih mudah dikerjakan kalo bersama-sama, kenapa nggak dilakuin bersama? Bikin acara di panti asuhan, bikin bazar amal, bagi-bagi makanan ama anak jalanan, dsb. Kreatif aja deh.

So, ternyata ada banyak hal ‘kan yang bisa kita lakuin pas di komsel. Jadi tunggu apa lagi? Cepetan bikin komsel kamu fun en asyik.

KUNCI BERTUMBUH DALAM SEL
- Saling kenal atau ada rasa nyaman dalam komsel.
Kalo kita nggak nyaman dalam suatu lingkungan/komunitas pastinya kita bakalan tersiksa donk berlama-lama dalam komunitas itu, ntar jadinya pengen bolos komsel terus.

- Peduli satu ama laen.
Kalo kita acuh tak acuh, cuek ama anggota komsel yang laen, gimana bisa bertumbuh? Ada temen komsel yang lagi ngalamin masalah, sakit, atau mau ujian, apa urusannya ama gue? Wah… nggak bisa gitu donk. Tuhan bilang kita harus saling mengasihi. Kalo kita nggak peduli ama anggota yang laen itu berarti nggak punya kasih.

- Motivasi bener ikutan komsel.
Motivasi kita ikutan komsel harus bener yaitu bertumbuh dalam hal rohani. Nggak boleh ada motivasi yang laen kayak cari pacar, daripada nganggur di rumah, pengen makan-makan gratis de el el. Kalo motivasi kita nggak bener dijamin deh lama-lama kamu bakalan boring dateng komsel.

- Komsel itu tanggung jawab bersama, bukan cuman ketua doank.
Nah ini yang suka bikin banyak orang nggak mau ditunjuk sebagai ketua komsel. Soalnya takut ‘dikerjain’ terus-terusan ama anggotanya. Maksudnya harus mikir sendiri, nyiapin sendiri, mimpin pujian en Firman sekaligus tiap minggu sementara yang laen nggak mau tahu. Nggak bisa gitu donk. Namanya juga komsel gitu lho, saling berbagi donk, jangan ngandalin ketua melulu.

- Terapkan prinsip memberi itu prioritas
Kalo semua anggota punya prinsip memberi itu prioritas maka komsel itu bakalan bertumbuh dengan pesat. Waktu komsel terasa boring, semua anggota akan berinisiatif buat ‘menghidupkan’ kembali suasananya. En itu juga yang diajarin ama Tuhan Yesus lho di Filipi 2:3 “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”.

JADI PEMIMPIN SEL YANG BAIK
Gimana caranya jadi pemimpin komsel yang baik? Nah buat kamu-kamu yang mo jadi pemimpin komsel yang baik, ini ada beberapa tips:

1. Rela berkoban
Yang namanya pemimpin harus selalu siap berkorban buat orang yang ada di bawahnya. Makanya kalo kamu-kamu mo jadi pemimpin komsel yang baik, kamu mesti siap berkorban buat anggota komselmu. Berkorban apa aja? Banyak. Mulai dari korban waktu, duit sampe korban perasaan.

2. Tingkatkan kapasitas kepemimpinan
Bicara soal jadi pemimpin bicara soal kapasitas kita sebagai pemimpin. Gimana caranya? Bisa dengan banyak baca buku tentang kepemimpinan, ato liat teladan pemimpin yang ada di atas kita, or kamu juga bisa sharing sama pemimpin kamu di gereja, coba tanya-tanya gimana caranya memimpin yang baik.

3. Bentuk tim kepemimpinan
Inget juga kalo kita nggak bisa bekerja seorang diri. Kita semua adalah tubuh Kristus, jadi penting banget punya satu tim kepemimpinan, anggotanya bisa satu ato dua orang. En yang terpenting dalam milih anggota tim kepemimpinan jangan pilih kasih. Pilih orang yang bisa sepaham sama kita en bisa mendukung apa yang kita lakukan, en yang paling penting punya hubungan yang baik sama Tuhan.

4. Jaga hubungan dengan Tuhan
Ini dasar banget. Semua yang kita lakukan kalo nggak berdasar sama hubungan kita dengan Tuhan sia-sia aja. Makanya pastikan kalo kamu punya hubungan yang baik dengan Tuhan dalam doa, en perenungan Firman. Soalnya makin baik hubungan kamu dengan Tuhan, makin banyak yang bisa kamu bagiin ama anggota komsel kamu.

5. Jangan mudah menyerah
Jadi pemimpin itu banyak tantangannya. Ada aja hal-hal yang bikin kita BT ato hal-hal yang nggak terduga. Tapi bukan artinya kita terus menyerah dengan semua tantangan yang ada. Malah semua itu harusya bikin kita tambah maju. So, Maju terus, pantang mundur.

Untuk mendapatkan artikel penuh, kamu harus beli majalahnya, bo, hehe. Sori.

POWERFUL PRAYER

Doa. Tiga huruf yang pasti udah sering GF!ers denger. Mo di gereja, di PA, di persekutuan, di sekolah… pokoknya everywhere, anywhere. Tapi survey membuktikan kalo nggak semua orang Kristen itu ngerti tentang doa. Mereka cuma tau kalo kita harus berdoa, titik. Tapi apa itu doa? Kenapa kita harus berdoa? Apa yang harus dilakukan waktu doa? Nggak semua kita tau jawabannya.

Artikel ini hanya potongan kecil dari artikel penuhnya. Baca selengkapnya di edisi cetak yang terbit September 2007 (dp)

ANSWERING MACHINE
Tut tit tut tet tet. Aku nge-dial nomor teleponnya Tuhan. Aku mau berdoa. Tuuuuut. Tuuuut. Ada nada sambung. Tapi… tut-tut-tut. Putus deh. Aku tekan redial lagi menghubungi Tuhan. Tuuuuut... Aha! Ada yang jawab.
“Selamat Pagi. Selamat menikmati layanan Kerajaan Surga. Tekan 1 untuk mengucap syukur. Tekan 2 untuk mengajukan pertanyaan. Tekan 3 untuk pujian penyembahan. Tekan 4 untuk permohonan.”
Lalu aku tekan angka 1.
“Maaf, malaikat yang melayani sedang sibuk. Mohon hubungi beberapa saat lagi”
Aku tekan angka 2
“Komputer kami mencatat Anda telah menghubungi kami lebih dari satu kali, karena itu kami akan akhiri pembicaraan saat ini.”
“Maaf, hari sabtu tutup, silakan hubungi senin depan”
“Maaf, nomor yang Anda hubungin sedang sibuk…”

Waaaakkkzs! Stress kalo gini caranya! Tapi, thanks God, saluran doa Tuhan nggak kayak gitu. Sekali kita berdoa padaNya pasti langsung Dia denger en kita tinggal tunggu jawabanNya.

“Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!...” (Yesaya 58:9a)

APA ITU DOA?
Kalo ditanya apa itu doa menurut Alkitab, jawabannya pasti macam-macam. Emang sih di Alkitab nggak pernah ngejelasin secara rinci apa itu doa. Tapi menurut Ps. William Lau, doa menurut Alkitab adalah suatu komunikasi dua arah antara kita dengan Tuhan.

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)

Di ayat itu dijelasin kalo kita harus meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doa. Artinya ada komunikasi antara kita dengan Tuhan.

Kalo menurut Ps. Victor Waang, doa itu napas hidup orang percaya yang harus ada dalam kehidupan rohani orang Kristen (kalo mo lebih jelas baca artikel ‘Doa Itu Dialog’ oleh Victor Waang).

Kalo menurut sumber lain di internet yang GF! sempet baca, doa itu adalah hubungan antara kita dengan Tuhan. Bukan sekedar hubungan biasa tapi hubungan yang akrab dan intim, kayak Papa sama anaknya.

Anyway, apapun definisi doa yang kita tau, semuanya punya satu kesamaan, yaitu doa itu harus berdasarkan suatu hubungan antara kita dengan Tuhan, Bapa kita. Inget nggak apa kata pertama yang disebutin waktu Tuhan Yesus mengajar murid-muridNya buat berdoa? Bapa. Artinya, waktu kita berdoa kita lagi ngomong sama Papa kita sendiri.

Doa ≠ Rutinitas
Doa bukan rutinitas loh. Doa itu harus lahir dari kerinduan hati kita yang terdalam untuk mengenal Tuhan. Selalu inget kalo doa itu adalah saat-saat kita ngobrol sama Bapa kita. Nggak ada aturan yang bilang kalo kita wajib ngobrol sama Papa kita minimal satu jam tiap hari, ‘kan lucu jadinya kalo ada aturan kayak gitu. Kita mo ngomong sama Papa kita bisa kapan aja, mo berapa lama juga suka-suka kita, nggak ada aturannya harus berapa lama. Yang aneh adalah kalo kita jarang or dikit banget ngobrol sama Papa kita, itu artinya kita nggak akrab, tul?

Doa ≠ Liturgi
Doa juga bukan liturgi loh. Tau ‘kan istilah liturgi? Liturgi itu artinya susunan acara atau aturan baku. Nggak ada satu pun ayat di Alkitab yang nyebutin kalo kita mo doa harus ada liturginya. Kalo di zaman Perjanjian Lama okelah masih ada liturginya kalo mo doa. Misalnya harus mempersembahkan korban, cuci tangan, cuci kaki, en mandi yang bersih sebelum berdoa. Tujuannya supaya kita dianggap layak berdoa sama Tuhan. Tapi sejak kematian Yesus di kayu salib, segala macam liturgi kayak gitu udah nggak perlu lagi. Inget kematian Yesus udah bikin tirai Bait Suci terbelah, artinya kita bisa masuk langsung menghadap Tuhan, tanpa perlu segala macam liturgi lagi. Kehadiran Yesus udah ngegantiian semuanya.

DOA PUASA
Buat apa sih kita berdoa puasa? Bikin kita laper en makin kurus aja!
1. Ternyata, berpuasa sangat bermanfaat buat kita karena membantu kita menerima pengarahan dan kuasa dari Roh Kudus. Inget gak sebelum Yesus memulai pelayananNya di bumi, Ia berpuasa dulu selama 40 hari (Lukas 4:1-2). Yang harus diperhatikan adalah bahwa sebelum berpuasa ditulis “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” (Lukas 4:1) dan sesudah berpuasa ditulis “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.” (Lukas 4:14). Artinya, ada peningkatan setelah Yesus berpuasa, dari yang cuman ‘penuh dengan Roh’ menjadi ‘dalam kuasa Roh’. Jalan menuju hidup yang penuh kuasa Roh Kudus adalah dengan berdoa dan berpuasa.

Apa yang dilakuin oleh Yesus, tentunya wajib dilakuin ama kita. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak” (Yohanes 14:12-13) dan “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.” (Yohanes 13:16). Kalo puasa adalah bagian terpenting yang dilakuin ama Yesus sebelum memulai pelayananNya, pastilah itu juga bagian terpenting buat kita, hambaNya.

Contoh lainnya ialah Paulus. Ia berpuasa 3 hari setelah menerima panggilan pelayanannya di jalan raya Damaskus (Kisah Rasul 9:9). Dan Paulus secara rutin berpuasa supaya pelayanannya menjadi berkuasa dan berdampak bagi orang lain (2 Korintus 6:5).

2. Selain itu, puasa juga merupakan suatu cara buat menaklukkan tubuh jasmani kita. “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27). Tubuh jasmani berarti kedagingan dan keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh (Galatia 5:17). Dengan berpuasa, kita melatih tubuh kita dan keinginan jiwa kita yang selalu pengen dipuasin supaya tunduk pada keinginan roh kita sehingga nggak ada lagi yang ngehalangi pekerjaan Roh Kudus.

3. Puasa pasti butuh pengorbanan karena kita akan merasakan lapar dan terus menyangkal keinginan kita buat makan. Jadi bisa diartikan sebagai ‘dukacita menurut kehendak Allah’. Paulus membedakan dukacita menurut kehendak Allah dengan dukacita dunia di 2 Korintus 7:10 “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian”. Tapi jangan kuatir, Matius 5:4 bilang: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” dan Yesaya 61:3 “…untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya”.

4. Tujuan puasa adalah supaya ada perubahan pada manusia dan bukannya pada Tuhan. Kalo kita minta sesuatu yang emang di luar kehendak Tuhan, kita minta sampe puasa bertaon-taon juga nggak bakalan kita terima. Contohnya waktu Daud berpuasa supaya anak hasil perzinahannya dengan Barsyeba nggak mati. Kalo sesuatu emang salah, nggak bakalan jadi bener gara-gara kita berpuasa. Jangan anggap puasa sebagai suatu alat untuk mengelabui Tuhan atau sebagai jalan keluar buat setiap masalah yang kita hadapi.

5. Gimana caranya berdoa puasa? Sama kayak doa biasa. Setiap hari kita berdoa dan punya waktu khusus buat doa atau saat teduh. Tapi ada waktu-waktu dimana masalah terasa berat atau Tuhan kasih beban doa dalam hati dan memaksa kita buat berdoa lebih lama dan lebih terbeban. Puasa juga kayak gitu. Ada waktu-waktu rutin kita berpuasa sebagai wujud disiplin rohani misalnya seminggu sekali. Tapi ada waktu dimana ada keinginan yang kuat dari hati kita buat berpuasa lebih kuat, lebih bersungguh-sungguh.

“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:16-18).

Ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu memeriksa hati kita, niat kita dalam berpuasa. Tapi bukan berarti kita harus berpuasa sendirian terus en nggak boleh berpuasa bersama-sama. Jemaat mula-mula aja sering berpuasa bersama-sama. Yang ditekankan di ayat di atas adalah kemurnian hati kita dalam menjalankan puasa. Untuk dilihat dan dipuji Tuhan atau untuk diliat manusia?

Di Alkitab nggak ada patokan khusus cara-cara puasa. Tuhan berpuasa 40 hari 40 malam (tapi nggak ditulis apakah puasa makan dan minum atau puasa makan saja). Ester berpuasa 3 hari 3 malam tanpa makan dan tanpa minum. Daniel berpuasa makanan enak selama 4 hari. Jadi tergantung kondisi badan kamu. Kalo baru belajar puasa en punya riwayat penyakit maag yang akut, ya jangan langsung puasa kayak Yesus donk. Kalau misalnya kamu emang orangnya nggak suka makan daging, ya jangan cuman puasa Daniel donk, tapi cari apa yang menjadi kegemaran kamu yang mau kamu tundukkin. Hati-hati juga buat yang punya penyakit tertentu yang cukup gawat misalnya diabetes milletus, lebih baik konsultasi ke dokter deh. Harus diingat juga, jangan pernah puasa minum lebih dari 72 jam, karena akibatnya fatal buat tubuh. Musa emang pernah puasa 40 hari tanpa makan dan minum tapi waktu itu beliau dalam kondisi supranatural jadi sanggup ngejalaninya.

Pada dasarnya puasa itu kan pengorbanan, dukacita, penyangkalan diri dan keinginan daging. Jadi kamu bisa berkreasi sebanyak mungkin dalam menentukan puasa kamu. But… jangan lupa tanya Roh Kudus, kan kita puasa buat Tuhan. Trus yang perlu diingat, selama kita puasa jangan lupa buat baca Alkitab. Selama puasa kita juga jangan sampe lupa tujuan kita puasa.

RAHASIA DOA YANG DIJAWAB
Emang sih soal doa kita dijawab ato nggak dijawab itu haknya Tuhan. Tapi at least Alkitab kasih kita petunjuk gimana sih caranya kalo mo doa kita dijawab:

· Sepakat
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18:19)

· Rendah hati
Alkitab ngajarin kita kalo Tuhan itu Bapa kita. Coba bayangin gimana caranya kalo kita mo minta sesuatu sama Papa kita? Apa kita mintanya dengan teriak-teriak nggak sopan ‘PA, AKU MINTA DUIT!!!!’? ato dengan sopan dan penuh kerendahan hati. Sama dengan Tuhan. Kalo kita bisa kayak gitu sama Papa kita, kita juga seharusnya sopan en rendah hati sama Bapa kita di surga.

· Fokus
Pernah nggak punya teman yang waktu diajak ngobrol suka nggak connect. Bukan karena orangnya lemot, tapi emang dianya nggak bisa diam. Lagi asyik-asyik ngobrol, tau-tau ngeliatin orang laen, jalan ke sana-ke sini. Jadinya ngobrol kita nggak nyambung. Nyebelin nggak sih kalo punya teman kayak gitu? So pasti. Tapi bukannya itu juga sikap kita sama Tuhan? Waktu Tuhan lagi ngomong apa, kita ke mana. Makanya nggak heran, kalo doa kita nggak dijawab-jawab sama Tuhan, ya kitanya juga nggak connect sama Dia.

“...apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati (fokus)” (Yeremia 29:13)

· Punya iman
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)

Punya iman dalam doa itu penting. En sebenarnya udah jadi suatu keharusan. Soalnya itu salah satu syarat doa kita bakal dijawab sama Tuhan. Tapi ada sisi lain yang perlu kita perhatiin, apa kita masih tinggal (punya hubungan yang erat) dalam Yesus ato nggak?

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 16:7)

Yang lebih ekstrim lagi, Smith Wigglesworth, rasul iman, mengajarkan kita untuk berdoa dengan iman yang kuat, cukup sekali meminta lalu setelah itu mengucap syukur. Kalo doa yang sama diulang-ulang, berarti kita nggak percaya, itu kata Smith.

· Nggak nyimpen dosa
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2)

Kayaknya ayat itu udah jelas deh. Nggak perlu dijelasin lagi. So sebelum kamu berdoa minta sesuatu sama Tuhan pastiin dulu kamu nggak punya dosa. Kamu bisa mengakui dosamu di hadapan Tuhan, atau membereskan dosa dan kesalahanmu pada orang lain, atau mengampuni orang yang bersalah padamu.

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16)

“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Matius 5:23-24)

· Ngotot
“…Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.” (Lukas 11:5-7)

Mana ada orang yang minta roti tengah malem sambil ngebangunin yang punya rumah kalo dia nggak ngotot? Itu juga yang terjadi pada Elisa di 1 Raja 18:41-44 sewaktu ia meminta Tuhan untuk menurunkan hujan, ia harus bolak-balik ngotot berdoa sampe tujuh kali!

“…Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.”

· Taat
“dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” (1 Yohanes 3:22)

Mo doanya dijawab? Taat sama perintah Tuhan, dijamin pasti dijawab. Itu janji Tuhan sendiri loh. Artikel ini hanya potongan kecil dari artikel penuhnya. Baca selengkapnya di edisi cetak yang terbit September 2007 (dp)